31 Mei 2016

USAID dan Rajawali Foundation Kerjasama Pengembangan Tenaga Kerja Inklusif

Rajawali Foundation

Untuk mengakhiri kemiskinan global, USAID (United States Agency for International Development) berkeinginan untuk membantu mengatasi permasalahan sosial yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia, salah satunya adalah masalah ketenagakerjaan bagi masyarakat miskin dan rentan.

Bantuan tersebut merupakan sebuah proyek inisiasi yang disebut “Proyek Pengembangan Tenaga Kerja Inklusif” (Inclusive Workforce Development/IWD) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, dan memecahkan masalah ketidaksamarataan kesempatan bekerja bagi masyarakat yang mengalami kondisi tersebut.

Saat ini Indonesia merupakan negara yang diakui sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Namun Indonesia teridentifikasi hampir setengah dari masyarakatnya hidup dengan penghasilan kurang dari $ 2 sehari (populasi miskin), dan diikuti dengan orang-orang yang berisiko untuk jatuh di bawah garis kemiskinan (populasi rentan).

Masalah sosial-ekonomi ini melahirkan suatu analisa bahwa Indonesia perlu meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja yang dapat memenuhi tuntutan persaingan ketenagakerjaan hingga ke level regional dan global.

Akhir tahun 2015 lalu, USAID menawarkan bantuan melalui pencarian ide-ide kreatif dari organisasi lokal maupun berbasis Amerika, untuk mengembangkan potensi tenaga kerja inklusif di Indonesia dan meningkatkan kualitas. Baik dari segi keterampilan maupun bakat, terutama pada populasi masyarakat Indonesia yang tergolong miskin dan rentan.

Salah satu organisasi lokal Indonesia yang mendaftar adalah Rajawali Foundation. Gayung pun bersambut. Rajawali Foundation termasuk dalam 70 organisasi dari ratusan organisasi yang mengajukan proposal untuk program IWD. Kemudian peserta yang lolos tadi diundang berpartisipasi dalam proses co-creation pada April 2016 di hotel Double-Tree, Jakarta.

Pada acara lokakarya selama tiga hari yang diprakarsai oleh USAID, Rajawali Foundation secara aktif turut berdiskusi dengan organisasi lain untuk mengidentifikasi, memperbaiki, dan memformulasikan pendekatan yang paling efektif untuk memecahkan tantangan yang dihadapi oleh masalah ketenagakerjaan Indonesia.

Lokakarya IWD co-creation process kemudian membagi 70 organisasi partisipan menjadi 16 Kelompok Minimum Kemitraan (Minimum Viable Partnership/MVP) yang dibagi berdasarkan kesamaan minat fokus dan bidang keahlian. Masing-masing kelompok MVP didorong untuk menciptakan konsorsium dengan tema khusus yang menawarkan solusi yang tidak biasa.

Pada kesempatan itu Rajawali Foundation bergabung dengan konsorsium SINERGI (Strengthening Coordination for Inclusive Workforce Development in Indonesia/Badan Penguatan Koordinasi Pembangunan Inklusif Tenaga Kerja di Indonesia) bersama empat organisasi lainnya, yakni AMCHAM Indonesia, Educational Development Center (EDC), TRANSFORMASI, dan Organisasi Buruh Internasional (ILO).

SINERGI mengusulkan implementasi efektif terhadap model koordinasi IWD yang menyatukan pemerintah, sektor swasta, dan balai pelatihan untuk menyetarakan tenaga kerja berkualitas dari populasi masyarakat miskin dan rentan, terhadap permintaan tenaga kerja didua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai target proyek IWD ini.

Pada akhir Mei 2016, USAID merilis hasil dari lokakarya co-creation process tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa SINERGI adalah salah satu di antara 6 MVP yang terpilih sebagai pelaksana proyek IWD.

Sedangkan Rajawali Foundation, ditunjuk sebagai organisasi lokal pertama yang dinominasikan menerima Award Prime proyek itu dengan jumlah dana sebesar US5 juta untuk mendanai kegiatan konsorsium IWD selama 5 tahun mendatang.