
21 November 2014
Rajawali Foundation
Banyuwangi (21/11)—Guna meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam membuat kebijakan publik yang inovatif, Transformasi mengumpulkan 11 bupati dan wali kota di berbagai wilayah di Indonesia di Banyuwangi. Dalam acara tersebut dilaksanakan kegiatan konsultasi dan diskusi untuk membedah beragam persoalan dan mengeksplorasi kebutuhan pemerintah daerah dalam peningkatan kapasitas terkait kebijakan publik di sejumlah sektor.
Kegiatan tersebut digelar oleh Transformasi bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Rajawali Foundation, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi selaku tuan rumah. Adapun tema yang diangkat adalah Reinventing Local Leadership Training for a New Era in Governance.
Selain acara konsultasi berupa diskusi kelompok terfokus dengan 11 bupati dan wali kota, kegiatan selama tiga hari (20-22 November 2014) tersebut juga diisi dengan welcoming dinner yang dihadiri Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake, pelepasan penyu di Pantai Boom, thanksgiving dinner, dan Banyuwangi’s Annual Ethno Carnival.
Kegiatan diskusi dengan para kepala daerah diselenggarakan di Hotel Ketapang Indah, Banyuwangi, mulai pukul 09.30 hingga 11.30 WIB. Untuk acara welcoming dinner dan thanksgiving juga digelar di tempat yang sama, masing-masing pada Kamis (20/11) dan Jumat (21/11) malam.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam sambutan selamat datang dan pembukaannya, selain menjelaskan kemajuan-kemajuan pesat yang telah dicapai daerahnya, sekaligus juga mengharapkan kegiatan ini juga dapat semakin memperkuat dan membangun relasi dengan alumni RLP HKSIP serta calon peserta pelatihan ke depannya yang terdiri dari bupati dan walikota untuk dapat saling bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam membangun daerahnya.
Direktur Eksekutif Transformasi Nugroho Wienarto, mengungkapkan, kegiatan konsultasi dan diskusi bersama para bupati dan wali kota tersebut merupakan bagian dari Program Kepemimpinan Regional (Regional Leadership Program), yang merupakan salah satu program reguler Transformasi. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas pemerintah dalam membuat kebijakan publik yang inovatif, dengan penekanan pada peningkatan kemampuan analisa dan studi kasus yang nyata di lapangan.
“Selain itu, program ini ditujukan untuk menstimulasi kolaborasi dan pertukaran informasi antarpemerintah daerah,” kata Nugroho.
Regional Leadership Program (RLP), lanjut dia, adalah penyempurnaan dari program Harvard Kennedy School Indonesia Program (HKSIP) pada tahun 2011-2013, yang didukung oleh Rajawali Foundation. Namun, untuk kini dan ke depan, desain program tersebut dimodifikasi dengan lebih menekankan pada tiga tema, yakni pengelolan perkotaan, perdesaan, serta perikanan dan kelautan.
“Tiga tema tersebut merupakan fokus perhatian utama Transformasi sebagai lembaga jaringan bagi para pembuat kebijakan, cendekiawan dan masyarakat umum untuk mengaji berbagai masalah publik yang muncul di tengah masyarakat, mengembangkan solusi, serta mengevaluasi hasilnya,” papar Nugroho.
Bupati dan wali kota yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Bupati Banyuwangi, Wakil Bupati Nganjuk, Bupati Morotai, Bupati Flores Timur, Bupati Minahasa, Bupati Luwu Utara, Bupati Dompu, Wali Kota Kediri, Wali Kota Bau Bau, Wali Kota Gorontalo, dan Wali Kota Bima.
Penentuan 15 bupati dan wali kota tersebut didasarkan pada kapasitas dan karakteristik wilayah masing-masing disesuaikan dengan tiga tema yang menjadi fokus program Transformasi. Misalnya, Morotai dan Flores Timur memiliki kapasitas dan karakteristik wilayah yang selaras dengan tema perikanan dan kelautan. Lalu, Kota Kediri dan Bima memiliki karakteristik yang selaras dengan tema perkotaan. Sedangkan, wilayah seperti Nganjuk, Dompu, memiliki karakteristik yang selaras dengan tema perdesaan.
Sebenarnya, selain 15 kepala daerah tersebut, Transformasi juga mengundang beberapa bupati dan wali kota dari beberapa daerah yang lain, seperti Kota Malang, Kabupaten Blitar, Serdang Berdagai, Kaimana, dan Sorong. Namun, karena ada kegiatan lain yang tak dapat ditinggalkan, mereka tak bisa hadir dalam acara diskusi dan konsultasi kebijakan publik tersebut.
“Dari diskusi dan konsultasi tersebut kami ingin mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya mengenai tiga tema tersebut dari para kepala daerah tersebut. Bahan-bahan tersebut nantinya akan kami olah untuk merancang program kegiatan pelatihan yang tepat guna, bagi meningkatkan kapasitas kepala-kepala daerah itu dalam pembuatan kebijakan publik yang inovatif,” ujar Nugroho.
Kegiatan diskusi dan konsultasi itu dipandu oleh Penasihat Senior bidang Pemerintahan Transformasi, Sarwono Kusumaatmadja, yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pertama RI. Dalam acara diskusi juga akan dihadiri perwakilan dari Konsulat Jenderal AS sebagai pengamat dan perwakilan dari Rajawali Foundation sebagai pendukung kegiatan ini.
Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake menyambut baik dan sangat mendukung kegiatan Regional Leadership Program dari Transformasi untuk para kepala daerah di Indonesia tersebut. Menurut dia, era baru pemerintahan di Indonesia saat ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk tumbuh berkembang lebih maju. Era ini sangat membutuhkan kehadiran kepala-kepala daerah yang inovatif .
“Indonesia saat ini tumbuh sebagai negara demokrasi yang sangat baik. Mempunyai pemimpin baru di pemerintahan yang bagus seperti Pak Jokowi. Semoga ini juga berpengaruh positif di daerah,” ujar dia.
Presiden Direktur Rajawali Foundation, Jonathan Pincus, menambahkan, posisi kepala daerah di Indonesia saat ini menjadi sangat penting bagi masa depan arah transformasi di Indonesia. Kehadiran Joko Widodo, seorang mantan wali kota dan gubernur sebagai Presiden RI saat ini, menunjukkan bahwa kepemimpinan daerah yang baik dan berkualitas dapat melahirkan pemimpin nasional yang baik dan berkualitas pula.
“Tema Reinventing Local Leadership Training for a New Era in Governance, sangat tepat dan cukup mewakili harapan kita ke depan akan hadirnya kepemimpinan pemerintah daerah yang sesuai dengan semangat era baru tersebut,” ucap Jonathan.