KITA bercerita Memberikan Pelatihan Bercerita kepada Pengajar ISCO

21 April 2018

KITA bercerita Memberikan Pelatihan Bercerita kepada Pengajar ISCO

Rajawali Group

Sebagai bagian dari perayaan Kartini Day, KITA bercerita melakukan kunjungan ke Kantor Pusat Indonesian Street Children Organization (ISCO) Indonesia di daerah Kemanggisan Jakarta pada Sabtu, 21 April 2018. Berbeda dari kunjungan biasanya, kali ini KITA bercerita berbagi pengalaman bercerita kepada para pengajar ISCO yang tersebar di beberapa wilayah di Jakarta. Kegiatan ini juga mendukung kampanye #10menitbercerita bagi keluarga Indonesia.

Satrio Anindito dan Bagus Windaryoko yang merupakan storyteller dari KITA bercerita, bersama 19 pengajar dari ISCO Foundation melakukan latihan bersama tentang bagaimana cara bercerita kepada anak-anak.Latihan dilakukan dengan alat bantu buku cerita dan juga alat peraga lainnya. Dalam sesi ini, peserta dijelaskan teknik-teknik dasar bercerita.

“Pencerita harus memahami alur cerita yang akan dibacakan, intonasi suara yang tepat sesuai dengan karakter dan emosi dan juga ekspresi wajah dari si pencerita”, ujar Satrio Anindito. “Jika menggunakan buku, sebaiknya pencerita membaca terlebih dahulu bukunya”, tambahnya.

Selain ini, peserta juga diajarkan teknik lain yaitu aktivitas bercerita menggunakan kata yang diucapkan secara spontan oleh pasangannya. Aktivitas ini dapat memperkaya kosataka dan juga imajinasi dari storytaller. Di akhir sesi, peserta menyampaikan rasa senang atas kegiatan ini yang sangat membantu dalam proses belajar-mengajar di masing-masing sanggar ISCO. Aktivitas bercerita diharapkan dapat memberi manfaat kepada anak-anak dan juga memberikan hal banyak, di antaranya meningkatkan imajinasi dan juga kreativitas.

Yayasan ISCO adalah organisasi non-pemerintah yang fokus membantu anak-anak miskin kota dalam memperoleh pendidikan dan memaksimalkan potensi mereka sebagai pribadi yang peduli, produktif, dan bertanggung jawab. Berdiri sejak tahun 1999, ISCO sekarang telah membantu lebih dari 2.000 anak di 30 wilayah- 18 di Jakarta-Depok, 8 di Surabaya dan 4 di Medan. Hampir semua anak-anak ini berusia 5-17 tahun dan tinggal di daerah kumuh perkotaan.