
27 August 2014
Rajawali Foundation
Semarang (27/8) – Percepatan pertumbuhan ekonomi nasional sangat erat kaitannya dengan kesiapan infrastruktur, sistem transportasi yang baik, sosialisasi informasi, dan mindset para pelaku ekonomi terkait. Pembangunan fisik rel ganda Jakarta-Surabaya yang telah rampung diselesaikan, diharapkan dapat dimanfaatkan secara effektif untuk menunjang penyebaran pertumbuhan ekonomi dari tingkat daerah hingga nasional. Menanggapi hal tersebut, sebuah diskusi bertemakan “Pemanfaatan Jalur Ganda Kereta Api Pantai Utara Jawa” oleh Kementerian Perhubungan yang berkolaborasi dengan Rajawali Foundation dan Trasformation Center for Public Policy (TRASNFORMASI), yang dihadiri oleh enam kepala daerah kabupaten dan kota, diselenggarakan secara menarik diatas gerbong Kereta api Nusantara, disepanjang perjalanan dari Stasiun Gambir Jakarta sampai Stasiun Tawang Semarang pada hari Rabu, 27 Agustus lalu.
Pagi-pagi di Stasiun Gambir Kota Jakarta, sekelibatan orang berbaju batik dan berbaju safari terlihat sibuk di depan ruang tunggu VIP. Terlihat juga segerombolan wartawan sudah bersiap dengan peralatan tempur mereka, sambil berbincang-bincang santai. Satu persatu tamu VIP tampak berdatangan dan langsung di persilahkan masuk keruang tunggu VIP tersebut. Pukul 9.15, rombongan tersebut bergerak menuju gerbong KA Nusantara yang sudah dipersiapkan khusus untuk acara diskusi ini.
Hadir dalam acara tersebut; Wakil Menteri Perhubungan Republik Indonesia Bapak Bambang Susantono, PhD., Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Bapak Tony Prasetiantono, PhD., selaku moderator diskusi, Bupati Banyuwangi Bapak Abdullah Azwar Anas, M.Si., Bupati Bojonegoro Bapak Drs. H. Suyoto, M.Si., Bupati Gresik Bapak Dr. Ir. H. Sambari Halim Radianto, ST., M.Si., Bupati Tegal Bapak Enthus Susmono, Walikota Cirebon Bapak Drs. H. Ano Sutrisno, MM., Wakil Walikota Tegal Bapak Nursoleh SPd., MMPD., Sekda Kota Pekalongan Bapak Drs. Dwi Arie Putranto, MSi., dan Asisten Administrasi Pemkot Semarang Bapak Ir. Eko Tjahjono. Tepat pukul 9.30, kereta mulai bergerak perlahan menuju Stasiun Tawang Kota Semarang, dan diskusi di atas Kereta pun dimulai.
Acara dibuka dengan sambutan Direktur Eksekutif Pusat Transformasi Kebijakan Publik, Nugroho Wienarto, selaku ketua pelaksana acara. Beliau mengharapkan diskusi ini melahirkan sinergi dan kreativitas antar pemerintah daerah dan kota untuk dapat mempersuasi para pengguna jalan darat untuk menggunakan moda transportasi alternatif yang sudah tersedia infrastrukturnya dengan baik, seperti Kereta Api dengan Jalur Ganda baru ini.
“Sukses tidaknya pemanfaatan jalur ganda sangat tergantung kepada sinergi kebijakan antara pusat dan daerah, serta kreativitas dalam pelaksanaan kebijakan.” Kata Bapak Nugroho dalam sambutan singkatnya.
Direktur Program Rajawali Foundation, Agung Binantoro, selaku sponsor acara diskusi ini menjelaskan diskusi sehari diatas kereta Jakarta – Semarang, diharapkan dapat menumbuhkan ide-ide pembangunan potensi ekonomi dalam hal sarana, prasarana, penataan wilayah, sistem informasi oleh pemerintah kabupaten/kota dengan memanfaatkan jalur ganda kereta api Pantura Jakarta-Surabaya.
“Kami berharap diskusi ini dapat memfasilitasi komunikasi para pemangku kebijakan untuk membahas bersama pemanfaatan jalur ganda KA Pantura Jakarta–Surabaya, dengan suasana yang berbeda, dan menghasilkan output yang menarik,” ungkap Agung Binantoro.
Selanjutnya, dari Wakil Mentri Perhubungan Bambang Susantono, beliau memaparkan terkait informasi tentang Jalur Ganda KA Jakarta-Surabaya. Jalur ini diprediksi akan mengurangi beban jalur jalan Pantura (Pantai Utara) Jawa sebanyak 30 persen yang selama ini menjadi tumpuan aliran barang Jakarta-Surabaya.
“Kekuatan perekonomian Pantura Jawa 26,5 persen dari perekonomian Indonesia. Adapun ekspor-impor pantura diperkirakan bernilai 38,5 persen dari ekspor-impor nasional. Dengan adanya akses alternative yang dapat dimanfaatkan secara effektif seperti jalur KA Ganda ini maka dalam 5-10 tahun ke depan diperkirakan perekonomian di pantura akan bertumbuh jauh lebih besar lagi, ” papar Bambang Susantono.
Beliau menjelaskan bahwa Kementerian Perhubungan mengharapkan terjadi peningkatan kapasitas lintas kereta barang dan penumpang dari sekitar 84 kereta menjadi 226 kereta per hari, serta menurunkan waktu tempuh kereta api antara Jakarta – Surabaya dari 13 jam menjadi 10 jam atau lebih kurang lagi. Hal ini ternyata telah menarik investor untuk menanam modal di daerah yang di lalui jalur kereta ganda. Walaupun demikian Asosiasi Logistik Indonesia mengatakan, agar penambahan rel ganda itu berdampak besar terhadap logistik, perlu diikuti dengan kesiapan bongkar muat di stasiun.
Saat ini beberapa Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten dan Kota di sepanjang Pantura Jawa sudah mengembangkan kebijakan dan program untuk menggairahkan bertumbuhnya perekonomian masyarakat dan dunia usaha, termasuk antara lain dalam bidang industri: manufaktur, jasa, pariwisata, dan usaha kreatif; serta pembangunan infrastruktur, sarana penunjang dan sistem layanan informasi.Akan tetapi, dari berbagai investasi itu, sektor pariwisata memetik manfaat lebih cepat dibandingkan sektor lain setelah rel ganda selesai dibangun.
Diskusi pun dibuka untuk para peserta; masing-masing dari kepala daerah menyampaikan ide, rencana, pencapaian, dan masukan untuk forum tersebut. Bupati Bojonegoro mengatakan, rel ganda telah membukakan akses untuk kegiatan industri di wilayahnya, terutama dalam hal pengangkutan barang.
Wali Kota Cirebon mengakui merasakan manfaat pembangunan rel ganda dalam sektor pariwisata seiring banyaknya hotel-hotel baru dibuka di kota Cirebon dan sekitarnya. Hal tersebut juga dialami Kota Pekalongan, lewat Sekretaris Kota Pekalongan, beliau mengatakan bertambahnya investor di sektor hotel dan properti di Kota Pekalongan setelah terbukanya akses Rel KA Ganda.
Bupati Gresik Sambari menghimbau agar rel ganda diteruskan hingga pelabuhan karena kota industri tersebut membutuhkan pengangkutan barang dari pelabuhan menuju Jakarta. Bupati Banyuwangi meminta agar pemerintah meneruskan pembangunan rel ganda dari Jakarta-Surabaya hingga Banyuwangi, sehingga jalur dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk pengangkutan tetapi juga untuk mengembangkan industry pariwisata banyuwangi.
Jelang sore hari, sebelum kereta berhenti di Stasiun Tawang Kota Semarang, moderator forum Bapak Tony Prasetiantono menyampaikan beberapa highlight diskusi tersebut; beliau menghimbau agar pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga harus memberikan perhatian kepada optimalisasi penggunaan infrastruktur tersebut.
“Pembangunan infrastruktur harus dilakukan dengan perencanaan yang efektif dan kreatif dengan mensiasati akses infrastruktur ke pusat-pusat aktifitas ekonomi di wilayah. Hal ini sekiranya penting untuk diingat, agar jangan sampai terjadi adanya over investment dan hasil pembangunan yang tidak optimal,” ungkap Tony Prasetiantono.